DISUSUN
UNTUK MEMENUHI TUGAS ( MANAJEMEN JASA )
TENTANG
PENERBITAN
BUKU LKIS
UNIVERSITAS
COKROAMINOTO YOGYAKARTA
Oleh:
Muhammad Nasfanji
Minti Hari
Anita
PENDAHULUAN
1.Latar
Belakang dan Sejarahnya
Penerbit LKiS, telah
lama dikenal sebagai penerbit buku yang mengusung wacana keislaman kritis di
Indonesia. Buku-buku yang diterbitan LKiS senantiasa menghadirkan wacana
keislaman yang baru dan konsisten dengan garis visi dan misi yang dipegangnya.
Hal ini memang disadari betul bahwa LKiS berusaha mengisi ruang kosong wacana
pemikiran alternatif dan mencoba keluar dari mainstream pemikiran yang
berkembang di kalangan umat Islam khususnya dan di Indonesia umumnya. Tentunya,
hal ini dimaksudkan sebagai usaha memberikan pendidikan kepada masyarakat atas
pentingnya kesadaran nilai-nilai plularisme, kebebasan dan keinginan untuk
membangun Indonesia yang demokratis.
Pada mulanya, sekitar
akhir 80-an awal 90-an, LKiS merupakan komunitas yang berasal dari anak-anak
muda NU, santri dari berbagai pesantren dan alumnus IAIN Sunan Kalijaga. Dalam
perkembangannya, intensitas komunikasi di kalangan mereka, keterlibatan para
pendiri LKiS dalam berbagai aktivitas gerakan pro demokrasi dan Islam moderat
mendorong mereka untuk bergerak lebih jauh ke arah pendidikan yang berbasis
pada sosialisasi gagasan dan wacana melalui penerbitan buku-buku, khususnya
kajian keislaman kritis. Karena dorongan itu, pada tahun 1993 terbit buku
pertama LKiS berjudul: KIRI ISLAM, karya Kazhuo Shiogaki. Buku ini merupakan
kajian atas pemikiran intelektual mesir, Hassan Hanafi. Saat itu, penerbitan
masih berada di bawah naungan yayasan LKiS.
Menyadari sambutan yang
luar biasa atas terbitnya buku pertama tersebut, dibicarakan kemungkinan untuk
mengembangkan usaha penerbitan ini secara lebih serius. Bersamaan dengan itu,
dibentuklah suatu divisi usaha yayasan yang secara khusus menangani masalah
penerbitan buku-buku. Periode 1993-1997 merupakan periode di mana penerbitan LKiS menjadi salah satu
divisi dalam yayasan yang bergerak di bidang penerbitan.
Periode 1997-2001
merupakan di mana penerbitan LKiS beralih menjadi divisi yang mandiri dan
berdasar atas persetujuan semua dewan pendiri dibentuklah badan hukum sendiri,
bersifat UD (usaha dagang). Dalam perkembangannya status ini belum memadai
untuk kepentingan perluasan pasar dan keinginan mengembangkan usaha ini menjadi
lebih profesional. Pada Februari 2002, disepakati untuk dialihkan status badan
hukumnya menjadi perseroan terbatas (PT). Sejak saat itu, LKiS sebagai penerbit
resmi berbadan hukum PT dan secara manajerial terpisah dengan Yayasan LKiS.
Untuk membedakan antara LKiS sebagai penerbit dengan Yayasan, maka di dalam
akte notaris PT., disepakati nama yang tertera dalam status ini adalah PT. LKiS
Pelangi Aksara. Namun demikian, di dalam menjalankan usahanya ini, brand name
yang digunakan dalam setiap penerbitan tetap menggunakan nama LKiS.
Demikianlah, hingga
saat ini penerbitan dan percetakan LKiS telah memproduksi lebih dari 300 judul
buku dan memiliki jaringan perdagangan di beberapa kota besar di Indonesia.
LKiS juga, pada tahun 2003 ini telah mendirikan satu perwakilan pemasaran
khusus wilayah Indonesia Barat dan pada tahun 2004 mendirikan satu perwakilan
pemasaran khusus di wilayah Indonesia Timur.
2. Karakteristik Buku-buku Terbitan LKIS
Buku-buku terbitan LKiS
secara umum mencerminkan visi dan misi yang hendak dikembangkannya, yakni;
mewujudkan masyarakat yang mampu secara dewasa berpikir mandiri dan sadar atas
pilihan-pilihan yang diambilnya. Dalam mewujudkan ini, pertama kali dilakukan LKiS
antara lain menerbitkan buku-buku keislaman kritis sebagai tawaran alternatif
berbagai wacana keislaman yang berkembang di Indonesia.
Seiring dengan
kesadaran perlunya mengembangkan diversifikasi usaha, maka tema-tema lain
dirasa perlu diterbitkan LKiS yakni: NU dan Pesantren, Pendidikan, Sosial,
Budaya, Politik, Satra, Kajian Perempuan, Filsafat, Seri Dialog Agama,
Komunikasi, Seri Pendidikan Politik, Pustaka Populer dan Seri Pemberdayaan
Perempuan. Saat ini, lini produk yang telah dikembangkan sebagai bagian dari
diversifikasi usaha penerbit LKiS adalah Pustaka Pesantren dan Matapena.
Dengan variasi terbitan
yang telah dikembangkan tersebut, selama 10 tahun terakhir, brand market LKiS
telah menjadi salah satu image di kalangan pembaca dan mampu bersaing dengan
penerbit lain yang telah lebih dulu eksis.
3.Visi misi dan Tujuan
Visi
Terwujudnya tatanan
Islam transformatif yang berpihak pada keadilan dan kemajemukan, serta berbasis
ke-Indonesiaan.
Misi
Menyebarluaskan gagasan
Islam yang transformatif, toleran, dan bersifat ke Indonesiaan. Mengembangkan
pembelajaran Islam yang lebih menghargai kemajemukan dan kritis terhadap
ketidakadilan. Memperkuat dan meningkatkan kapasitas sumber daya, kelembagaan,
dan jaringan
Yayasan LKiS berdiri
sejak 1992. Pembentukannya dirintis oleh sekelompok aktivis muda dari kultur
Islam tradisional yang intens berdiskusi dan mengembangkan pemikirannya ke arah
yang lebih transformatif dan toleran. Saat itu, orde baru berkuasa. Gagasan
kritis begitu dibatasi dan ditekan. Namun, kelompok ini terus memperdalam
kajian mengenai wacana Islam dan juga mengaplikasikannya dengan mengadvokasi
pihak-pihak yang didiskriminasi dan dimarginalkan.
Tujuan dengan
pembentukan yayasan, pemikiran para aktivis ini disebarluaskan secara lebih strategi
melalui media dan jaringan. Media yang dipilih adalah penerbitan buku,
bulletin, kampanye melalui media cetak maupun elektronik. Sedangkan untuk
memperluas jaringan, yayasan melakukan kegiatan belajar bersama komunitas.
Diharapkan dari kegiatan ini lahir jiwa-jiwa kritis, transformative dan
toleran.
Memasuki era reformasi,
gerakan ini terus dilakukan. Sebab pada kenyataannya, pemerintah memerlukan
dukungan dan pengawalan kritis di segala bidang. Baik itu pendidikan, sosial,
budaya, politik, ekonomi, maupun hukum, pertahanan dan keamanan. Yayasan LKiS
mendukung upaya mempertahankan Bhineka Tunggal Ika. Sehingga, perbedaan yang
ada bukan untuk melahirkan perpecahan, melainkan modal penting bagi terciptanya
karya bersama untuk kemajuan bangsa dan tanah air. Di sisi lain, yayasan LKiS
menolak kebijakan dan tindakan yang mendiskriminasi dan melanggar hak asasi
manusia.
Dalam menjalankan visi
dan misinya, yayasan LKiS senantiasa berpijak dalam kerangka Islam sebagai
agama ‘rahmatan lil alamin’, anugrah bagi sekalian alam. Oleh karenanya, semua
aktivitas yang dijalankan bertujuan untuk mendorong terwujudnya perdamaian
dalam keberagaman, kesetaraan gender dan pemenuhan hak-hak dasar setiap insan.
Gerakan ini diharapkan bisa semakin luas dirasakan dan dilakukan oleh individu,
kelompok maupun jaringan. Sehingga, semakin banyak tangan kreatif yang
bahu-membahu dalam upaya mencapai tujuan itu.
4. Perusahaan Penerbitan buku hubunganya dengan Manejemen jasa
Perusahaan Penerbitan
buku hubunganya dengan Manajemen Jasa harus Adanya Konsekuensi atas pendekatan
kualitas pelayanan suatu produk, memiliki esensi penting bagi strategi
perusahaan untuk mempertahankan diri dan mencapai kesuksesan dalam menghadapi
persaingan. Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang banyak dijadikan
acuan dalam riset pemasaran adalah model Service Quality (Serqual ) yang
dibangun berdasarkan dua faktor utama, yaitu persepsi pelanggan/pembeli atas
layanan yang mereka terima dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan.
Di dalam manajemen
untuk mentargetkan kualitas jasa, perlu diperhatikan beberapa strategi produk
jasa. Menurut Sumayang (2003) menjelaskan bahwa perusahaan harus menempatkan
pelanggan paling utama, yaitu dengan cara memenuhi keinginan para pelanggan. Di
samping itu, sistem yang dibangun haruslah seolah-olah dilakukan oleh pelanggan
sendiri.
Kualitas disini yang
sangat ditekankan adalah kualitas bagaimana perusahaan penerbit buku itu dapat
menerbitkan suatu buku itu dengan desain dan tampilan serta bahan kertas buku
tersebut dengan kualitas terbaik, karena semakin baik dan bagusnya suatu
kualitas bahan baku tersebut akan pula
menghasilkan cetakan dan buku yang baik dan bagus
PENUTUP
Kesimpulan
Perusahaan penerbit buku lebih cocok
sekali kalu dinamakan sebagai industri kreatif, karena hal ini jelas nampak
sebuah buku tidak hanya menuliskan atau melahirkan hanya satu macam buku
seperti halnya buku pelajaran, melainkan banyak melahirkan beberapa macam buku,
banyak macam karya dan kreatifitas yang bisa dibukukakn tidak hanya melahirkan
beraa macam buku seperti halnya buku pelajaran, melainkan banyak, seperti
halnya novel, buku2 agama, dsb. Oleh karena itu beberapa banyak macam karya
yang bisa dibukukuan dan bisa diterbitkan.
Dengan adanya kunjungan dan diskusi
dengan Penerbit LKIS, yang telah
dilakukan oleh kami mahasiswa UCY fakultas Ekonomi dengan pihak Penerbit LKIS,
dengan narasumber Bpk Fikri selaku Direktur berharap agar kegiatan ini bisa
menjadi kegiatan yang terus menerus, karena adanya mata kuliyah dan adanya
diskusi ini yang dilakukan di luar komplek kampus berharap banyak pelajaran dan
manfaat untuk kita, memang benar disadari untuk menjadi seorang pembaca dan
penulis itu memang harus dilakukan dengan baik. Dan ternyata untuk menjadi
seorang penulis itu tidak begtu susah sekali, jikalau ada niatan dan kemauan
segalanya bisa dilakukan,. Antara sebaik-baiknya menbaca dan menulis itu harus
seimbang.
Biasanya yang serng menjadi pertanyaan
dari banyak orang “ Bgaimana sih sebenernya untuk menjadi seorang penulis yang
baik itu?’, sebelum menjawab dari pertanyaan tersebut seharusnya kita berfikir
dahulu, “seberapa baikah kita sudah membaca dan berapa banyak buku yang sudah
kita baca?” Mungkin inilah yang perlu sangat kita pahami dan dalami, karena
untuk selama ini mungkin kita belum bisa menjadi seorang pembaca yang baik?”,
tapi hal itu bukanlah menjadi suatu penghalang dari upaya dan kemaun kita untul
menjadi seorang penulis dan pembaca yang baik.
Dari segala kegiatan diskusi yang telah
dilakukan pada minggu kemaren dengan
penerbit LKIS, berharap hal menambah banyak manfaat dan pengetahuan kita
terhadap bagaimana proses penerbitan buku, apa hubunganya dengan jasa dan
bagaimana menjadi seorang pembaca dan penulis yang baik.
Saran
Untuk Perusahaan
penerbit LKIS, baiknya mungkin bisa banyak nengadakan kegiatan2 seperti halnya
bedah buku, diskusi, atau pameran buku dan seminar ataupun juga pelatihan2.
yang dapat menampung dan menggugah semangat para mahasiswa lainya yang hobi
menulis yang kiranya kterampilan mereka belum bisa tersalurkan, dan mungkin
dengan adanya kegiatan tersebut menjadi pusat perhatian bagi khususnya mereka
yang hobi menulis agar hobi mereka tersalurkan dan tentunya akan menambah
pengetahuan dan ilmu baru.
Sumber : http://www.lkis.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar