Terdapat
empat karakteristik pokok jasa yang membedakan antara jasa dengan produk,
keempat karakteristik jasa itu seperti dikutip dari Tjiptono (2000) yaitu
sebagai berikut :
1. Tidak berwujud (intangible)
Maksudnya
adalah jasa itu berbeda dengan produk, jasa tidak dapat dilihat, dirasa,
diraba, dicium atau didengar sebelum seseorang konsumen membelinya. Menurut Benry
(dalam Tjiptono, 2000), ada dua pengertian mengenai jasa yang tidak berwujud
(intangible), yaitu:
a.
Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat diraba.
b.
Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan atau dipahami secara
rohaniah.
2. Tidak terpisahkan
(inseparability)
Jasa
itu dalam kegiatan penjualanya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi
dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan
merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa.
3. Bervariasi (variability)
Jasa
bersifat sangat variable karena merupakan nonsandarized output, artinya banyak
variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada sikap, kapan, dan dimana
jasa tersebut dihasilkan. Menurut Bovee, Huston dan Hill (1995) ada tiga hal
yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa, yaitu kerjasama atau partisipasi
konsumen selama penyampaian jasa moral, atau motivasi karyawan dalam melayani
konsumen dan beban kerja perusahaan.
4.
Mudah lenyap (Perishability)
Jasa merupakan sesuatu yang
tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan, dengan kata lain, jasa berlalu
begitu saja apabila jasa tersebut tidak digunakan. Tetapi menurut Stanton,
Etzel, dan Walker(1991) ada pengetahuan dalam karakteristik perishability dan
penyimpanan jasa. Dalam kasus tertentu jasa dapat disimpan yaitu dalam bentuk
pemesanan (reservasi pesawat, hotel). Disamping itu polis ansuransi juga
merupakan bentuk jasa yang dapat untuk disimpan. Dimana ansuransi dibeli oleh
konsumen terlebih dahulu kemudian ditahan oleh pihak ansuransi sampai
dibutuhkann oleh pemegang polis atau ahli waris.
Dari keempat karakteristik jasa
tersebut tidak dapat melihat antara jasa dengan produk adalah sangat berbeda.
Produk jasa lebih cenderung terhadap apa yang dapat dirasakan oleh konsumen
terhadap jasa yang didapatkannya setelah konsumen membeli jasa tersebut,
sedangkan produk barang lebih pada penilaian bentuk fisik dan manfaat dari produk
tersebut.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2236435-karakteristik-jasa/#ixzz1p928Bs3S
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2236435-karakteristik-jasa/#ixzz1p928Bs3S
Oleh : Rajauntung
Karakteristik Jasa
Seringkali dikatakan bahwa jasa memiliki karakteristik unik
yang membedakannya dari barang atau produk –produk manufaktur. Empat
karakteristik yang paling sering dijumpai dalam jasa dan pembeda dari barang
pada umumnya adalah (Payne, 2001:9):
1.Tidak berwujud
Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, berarti jasa tidak dapat
dilihat, dirasakan, dicicipi atau disentuh seperti yang dapat dirasakan dari
suatu barang.
2.Heteregonitas
Jasa merupakan variabel non – standar dan sangat bervariasi.
Artinya, karena jasa itu berupa suatu unjuk kerja, maka tidak ada hasil jasa
yang sama walaupun dikerjakan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan oleh
interaksi manusia (karyawan dan konsumen) dengan segala perbedaan harapan dan
persepsi yang menyertai interaksi tersebut.
3.Tidak dapat dipisahkan
Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan,
dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut. Berarti, konsumen harus
berada di tempat jasa yang dimintanya, sehingga konsumen melihat dan bahkan
ikut ambil bagian dalam proses produksi tersebut.
4.Tidak tahan lama
Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya, jasa tidak
bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan kepada produsen jasa
dimana ia membeli jasa.
Pengertian dan
Karakteristik Jasa
B.Pengertian dan
Karakteristik Jasa Pengertian jasa menurut pendapat para ahli antara lain :
1. Menurut Kotler (2000:428) “Jasa ialah setiap
tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain
yang secara prinsip tidak berwujud dan menyebabkan perpindahan kepemilikan
apapun. Produksinya bisa dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk.”
2. Menurut
Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati (2005:28) ”Jasa pada dasarnya adalah
seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik,
dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan
secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya.”
Berdasarkan pengertian jasa di atas, Tjiptono
(2004:18) mengutarakan ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli
pertamanya.
1.Intangibility (tidak berwujud) Jasa bebeda dengan
barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda; maka jasa adalah
suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau
usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau
diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam
pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik
fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa,
kualitas apa dan bagaimana yang akan diteriman konsumen, umumnya tidak
diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.
2.Inseparability (tidak dapat dipisahkan) Barang biasa
diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual
terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat
yang sama.
3.Variability / Heterogeneity
(berubah-ubah) Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output,
artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa,
kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan
unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi
dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.
4.Perishability (tidak tahan lama) Jasa tidak tahan lama
dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak
dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau
hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.
5.Lack of Ownership Lack of ownership merupakan perbedaan
dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak
penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa
mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa,
pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka
waktu terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbagan san pendidikan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar