Sabtu, 19 April 2014

Kekasih Imajiner part 1



Ketika seorang pecinta tercuri hatinya pada si tercinta, ia akan mengatakan selamat tinggal pada kediaman pikiranya. Sekali darah terhisap dari hati, kesibukanya berpindah dari hati kepada matanya. 


Ketika telah terpuaskan oleh sebuah pandangan yang penuh hasrat, tidaklah lama maka ia akan berpaling kepada pikiran tentang ciuman dan pelukan, dan apabila ia berhasil memperoleh hal-hal tersebut, persahabatan akan segera dirusak oleh rasa takutnya perpisahan. Tak pernah ada suatu kepuasan sempurna dalam cinta dan tak ada kesenangan sesungguhnya.

**********
Subhanallah Allah menganugrahkan keelokan padanya dengan mengindahkan rupanya. Ia gadis yg sangat cantik, kulitnya putih bersih, wajah yang begitu sempurna dengan bola mata yg indah dengan pancaran kecerdasan yg begitu luas dan jelas. Dia juga sangat wangi, wangi yang sangat lembut, yg sampai sekarang masih mampu ku ingat. Penampilannya sama dengan teman-teman kuliahku, jilbab kecil tipis yg dililit atau dipeniti dengan sangat rapi, dia sangat suka menggunakan jilbab kuning dan hitam, sangat cocok dengan kulitnya yang putih.

Ia juga cekatan, rajin, sopan , sangat lembut dan ramah.  Ia anggun, sifatnya yang keibu-ibuan menjadi daya tarik pesona sendiri padanya. Jika ia lewat meski tak sedikitpun parfum dikenakanya, wanginya tetap tercium sampai beberapa meter, meski ia sudah tak berada ditempat dan pasti daya tarik pesona dan keanggunanya membuat lelaki mabuk kepayang dibuatnya.

Dan hal yang masih mampu Jiwa ini ingat juga, suaranya merdu lembut dan bernada, ketika ia datang menyapa lembut. Rangkain-rangkain kata tersusun rapi keluar perlahan dari mulutnya suaranya bernada menentramkan dan harapan manariknya dalam hati.

Namun jiwa ini cukup menjaga jarak padanya Jiwa ini mencoba teguhkan tatapan mata sedikit ke tanah, sedikit berusaha mengabaikan segala pesona wajahnya yang memikat meski tak bisa, dan tak sampai membakar demam yang membakar hati.

Kemudian Jiwa ini mulai menjadi demikian terikat padanya, bola mata yg indah dengan pancaran cahaya membiasnya, mengalahkan indahnya matahari dan bulan sehingga jiwa ini tak takut melemparkan sedikit pandangan kepadanya dan mengaguminya.

Untung saja kiamat tak jadi jatuh di kalender terakhir suku maya seperti yang ramai digembor-gemborkan. Apa jadinya jika jiwa ini tak pernah bangun. Untung  sebelum jiwa ini benar-benar terbangun dan sadar dari tidur ini. Jiwa ini telah puas dengan khayalan-khayalan impian, dan pada waktu itu saya tak sadar akan adanya aspirasi lain. Kecuali suatu saat nanti akan bertemu dan melihatnya dengan mataku sendiri bukan di kayalan-kayalan impian tapi nyata. Ia kekasih Imajiner

Ya. Dan jiwa ini mulai jatuh hati kepadanya..................
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar