Ketika
seorang pecinta tercuri hatinya pada si tercinta, ia akan mengatakan selamat
tinggal pada kediaman pikiranya. Sekali darah terhisap dari hati, kesibukanya
berpindah dari hati kepada matanya.
Ketika telah terpuaskan oleh sebuah
pandangan yang penuh hasrat, tidaklah lama maka ia akan berpaling kepada
pikiran tentang ciuman dan pelukan, dan apabila ia berhasil memperoleh hal-hal
tersebut, persahabatan akan segera dirusak oleh rasa takutnya perpisahan. Tak
pernah ada suatu kepuasan sempurna dalam cinta dan tak ada kesenangan
sesungguhnya.
**********
Subhanallah
Allah menganugrahkan keelokan padanya dengan mengindahkan rupanya. Ia gadis yg
sangat cantik, kulitnya putih bersih, wajah yang begitu sempurna dengan bola mata yg indah dengan
pancaran kecerdasan yg begitu luas dan jelas. Dia juga sangat wangi, wangi yang
sangat lembut, yg sampai sekarang masih mampu ku ingat. Penampilannya sama dengan
teman-teman kuliahku, jilbab kecil tipis yg dililit atau dipeniti dengan sangat
rapi, dia sangat suka menggunakan jilbab kuning dan hitam, sangat cocok dengan
kulitnya yang putih.
Ia
juga cekatan, rajin, sopan , sangat lembut dan ramah. Ia anggun, sifatnya yang keibu-ibuan menjadi daya tarik pesona sendiri padanya.
Jika ia lewat meski tak sedikitpun parfum dikenakanya, wanginya tetap tercium
sampai beberapa meter, meski ia sudah tak berada ditempat dan pasti daya tarik
pesona dan keanggunanya membuat lelaki mabuk kepayang dibuatnya.
Dan
hal yang masih mampu Jiwa ini ingat juga, suaranya merdu lembut dan bernada,
ketika ia datang menyapa lembut. Rangkain-rangkain kata tersusun rapi keluar
perlahan dari mulutnya suaranya bernada menentramkan dan harapan manariknya
dalam hati.
Namun
jiwa ini cukup menjaga jarak padanya Jiwa ini mencoba teguhkan tatapan mata
sedikit ke tanah, sedikit berusaha mengabaikan segala pesona wajahnya yang
memikat meski tak bisa, dan tak sampai membakar demam yang membakar hati.
Kemudian
Jiwa ini mulai menjadi demikian terikat padanya, bola mata yg indah dengan
pancaran cahaya membiasnya, mengalahkan indahnya matahari dan bulan sehingga
jiwa ini tak takut melemparkan sedikit pandangan kepadanya dan mengaguminya.
Untung
saja kiamat tak jadi jatuh di kalender terakhir suku maya seperti yang ramai
digembor-gemborkan. Apa jadinya jika jiwa ini tak pernah bangun. Untung sebelum jiwa ini benar-benar terbangun dan
sadar dari tidur ini. Jiwa ini telah puas dengan khayalan-khayalan impian, dan
pada waktu itu saya tak sadar akan adanya aspirasi lain. Kecuali suatu saat
nanti akan bertemu dan melihatnya dengan mataku sendiri bukan di
kayalan-kayalan impian tapi nyata. Ia kekasih Imajiner
Ya.
Dan jiwa ini mulai jatuh hati kepadanya..................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar